Rabu, 21 Desember 2011

ETIKA BISNIS DALAM ISLAM




ETIKA BISNIS DALAM ISLAM  (Kritik Terhadap Kapitalisme)
Moh. Mujib Zunun @lmisri

A.Prolog

Tesis Max Weber yang dipublikasikan dalam buku “
The Protestant Ethicand the Spirit of Capitalism”
menjelaskan bahwa “Etika Protestan” danhubungannya dengan “semangat kapitalisme” rupanya suatu teori yang sangatmenarik perhatian para ilmuwan sosial hingga sekarang (Taufik Abdullah, 1982:4). Menurut pengamatan Weber di kalangan Protestan sekte Calvinis, kerja kerasadalah suatu keharusan bagi setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan. Kerjakeras ini merupakan panggilan rohani untuk mencapai kesempurnaan hidup,sehingga mereka dapat hidup lebih baik secara ekonomi. Dengan bekerja kerasserta hidup hemat dan sederhana para pengikut ajaran Calvin tidak hanya hiduplebih baik tetapi mereka mampu pula menfungsikan diri mereka sebagaiwiraswasta yang tangguh dan menjadikan diri mereka sebagai tulang punggungdari sistem ekonomi kapitalis (Mubyarto, 1991: 2). Tidak hanya sekte Calvinisyang memberikan motivasi orang untuk bergerak dalam bidang ekonomi, hampirsemua agama memberikan dorongan untuk bekerja keras, berdagang atauberbisnis. Namun persoalannya apakah dalam melakukan usaha dagang diperlukanetika? Tidakkah etika justru menghambat usaha dagangnya? Sementara dalamdunia ekonomi berlaku hukum “mendapatkan untung yang sebesar-besarnya”.Untuk mendapatkan untung inilah kadang-kadang cara-cara yang tidak bermoraldilakukan. Apakah caranya itu mengakibatkan matinya usaha dagang orang lainatau tidak, bukan menjadi pertimbangan? Namun apabila etika dipahami sebagaiseperangkat prinsip moral yang membedakan apa yang benar dari apa yang salah,maka etika diperlukan dalam bisnis. Bukankah antara pelaku bisnis cenderungterjadi tabrakan kepentingan, saling menghalalkan cara untuk memperolehkeuntungan sebanyak mungkin, bahkan saling mendominasi pasar, sementarapelaku bisnis dengan modal yang pas-pasan semakin tersudutkan, yang padaakhirnya gulung tikar?Menurut Dawam Rahardjo (1995: 32) etika bisnis beroperasi pada tigatingkat, yaitu;
individual, organisasi, dan system.

Pada tingkat individual,
etikabisnis mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang, atas tanggungjawabpribadinya dan kesadaran sendiri, baik sebagai penguasa maupun manajer.
Padatingkat organisasi
, seseorang sudah terikat kepada kebijakan perusahaan danpersepsi perusahaan tentang tanggungjawab sosialnya.
Pada tingkat sistem
,seseorang menjalankan kewajiban atau tindakan berdasarkan sistem etika tertentu.Realitasnya, para pelaku bisnis sering tidak mengindahkan etika. Nilai moral yangselaras dengan etika bisnis, misalnya toleransi, kesetiaan, kepercayaan, persamaan,
 
Etika bisnis dalam Islam
Islam dijadikan alat kritik terhadap praktek kapitalisme dengan asumsibahwa perkembangan ilmu ekonomi sejak abad XVII sampai sekarang mengalamiperubahan paradigma, dari paradigma merkantilis, fisiokrat, klasik, neo-klasik,marxian, keynesian, dan yang terakhir paradigma Syari’ah (Muhammad Arif,1985: 92-94).

Praktek Kapitalisme di Amerika
 Kapitalisme, diperkenalkan oleh Karl Marx sekitar abad 19—seorangpendiri komunis—(Wallace C. Peterson, 1997: 1) adalah suatu sistem produksiyang didasarkan pada hubungan antara kapital dengan tenaga kerja. Pemilik modal(kapital) memiliki hak penuh terhadap apa yang dimiliki. Maka dalam kapitalisme.

(W. Ebenstein,1980: 148-151). Kepemilikan pribadi (misalnya alat-alat produksi, tanah,perusahaan, dan sumber daya alam), sistem pasar adalah sistem yang dipakaisebagai dasar pertukaran barang dan jasa, serta tenaga kerja menjadi komoditi yangdapat diperjual belikan di pasar dalam kapitalisme.Dalam dunia ekonomi peran modal sangatlah besar, bahkan pemilik modal bisa menguasai pasar serta menentukan harga dalam rangka mengeruk keuntungan yang besar. Industrialisasi bisa berjalan dengan baik kalau melaluikapitalisme. Fernand Braudel pernah menyatakan bahwa “kaum kapitalismerupakan spekulator dan pemegang monopoli yang berada dalam posisi untuk memperoleh keuntungan besar tanpa menanggung banyak resiko” (YoshiharaKunio, 1990: 3).
Kritik Marxis terhadap Kapitalisme Amerika Karl Marx adalah pelopor dari The Marxian Paradigm. Selain itu Karl Marxadalah orang yang menolak pandangan Adam Smith dan para pengikutnya yangmenganggap bahwa kapitalisme sebagai suatu yang permanen bagi kehidupanmasyarakat. Marx melihat bahwa kapitalisme hanyalah sebagai tahap transisimenuju pada suatu masyarakat dimana hak kepemlikan kekayaan tidak ada. Marxpercaya bahwa kapitalisme menyembah kesucian

Epilog
Praktek kapitalisme di Amerika Serikat yang mengeksploitasi tenaga kerjadengan upah yang rendah adalah suatu tindakan yang tidak bermoral. Manusia harusdihargai sesuai dengan kualitas kerja, dan mereka harus diletakkan sebagai mitraperusahaan bahkan menjadi aset penting dari perusahaan. Manusia tidaklah tepatkalau diletakkan sebagai unsur terkecil dari keseluruhan proses produksi, sehinggamereka tidak dapat mengoptimalkan kemampuannya. Mereka hanya dapat bekerjasesuai dengan jobnya masing-masing tanpa mengetahui pekerjaan lain yang menjadi jaringan dari proses produksinyanya. Praktek semacam itu selain dikritik oleh Marxisdan non-Marxis, juga oleh ajaran Islam. Islam tidak membenarkan adanyakepemilihan individual yang mengakibatkan mereka menguasai kekayaan. Islam jugatidak membenarkan kepemilikan bersama, karena hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan. Orang yang bekerja keras lebih berhak membelanjakan kekayaanbaik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Mereka yang malas bekerja tidak akan mempunyai hak yang penuh atas harta benda orang lain, mereka hanya berhak untuk menerima derma, infak, sadaqah dan zakat. Kepemilikan harta benda mutlak hak Allah semata. Manusia hanya diberi wewenang untuk mengelola dan menikmatisesuai dengan aturan-aturan Allah Swt.Islam menawarkan etika bisnis yang berkeadilan dengan berlandaskan padaketeladanan Rasulullah Saw dalam berbisnis, baik pada waktu sebelum diangkatmenjadi Rasul maupun setelah menjadi Rasul. Al-Qur ‘
an memberikan nilai dasar danprinsip-prinsip umum dalam melakukan bisnis.Mulai sekarang dan selanjutnya Islam sangat tepat dijadikan rujukan dalamberbisnis, karena didalamnya menjunjung tinggi prinsip kejujuran, keadilan,kehalalan dan tanggungjawab yang betumpu pada nilai-nilai tauhid.
 
DAFTAR PUSTAKA
 Al-Qur‘an dan Terjemahnya.1985. Jakarta: Departemen Agama RI.Abdullah, Taufik (ed.),. 1982.
 “Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi”.Jakarta: LP3ES.Ahmad, Mustaq. 2001
Peterson, Wallace C. 1997.”Capitalism“
”Etika Bisnis Menghadapi Globalisasi dalam PJP II dalam Prisma
, No. 2. Jakara: LP3ES.Richard T, De George. 1995”
”Etika Bisnis Islam: Sebuah Perspektif Lingkungan Global“

Senin, 19 Desember 2011

False Report Accounting and Finance in IT Company


 This report come from India's IT Company ......be paid to the US Securitiehis and Exchange Commission.The fines relate to the false reporting of over $1 billion in profits at Satyam,which was once one of India's largest independent outsourcing companies and is now part of former rival Tech Mahindra. Satyam's then chairman Ramalinga Raju admitted to the fraud in 2009, after Satyam had created false invoices and bankstatements to nearly double the value of its assets over a five year period.PwC's India branch had not independently checked cash balances in Satyam bank accounts, the SEC said. By settling the charges, the companies have not admitted or denied the allegations.

In a statement, PwC said US regulators had not found "that PW India or any of its professionals engaged in any intentional wrongdoingor was otherwise involved in the fraud perpetrated by Satyam management". But the SEC said: "PW India violated its most fundamental duty as a public watchdog by failing to comply with some of the most elementary auditing standards and procedures in conducting the Satyam audits."Indian authorities have also filed criminal charges against several former company executives, including Raju.Satyam, besides agreeing to pay the $10 million penalty, has also agreed to train company officers and employees concerning securities laws and accounting principles, and improve its internal audit functions.

Satyam also agreed to hire an independent consultant to evaluate the internal controls the company is putting in place, SEC said.The settlement with the SEC will help Satyam relist on the New York Stock Exchange, after it is done with restating its accounts in accordance with US accounting rules. It expected to restate the figures in about eight months.

Minggu, 18 Desember 2011

Etika Bisnis IT Perusahaan

Pengertian Etika Bisnis
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
  • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
  • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
  • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
  • Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
  • Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
  • Melindungi prinsip kebebasan berniaga
  • Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya  termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni  dengan cara :
  • Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
  • Memperkuat sistem pengawasan
  • Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

MANFAAT BAGI PERUSAHAAN DALAM MENERAPKAN ETIKA BISNIS

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkanerusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :
1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
3. Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
4. Akan meningkatkan keunggulan bersaing.

Membumikan Etika Bisnis di Perusahaan
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah, baik -buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan. Pertama, terciptanya budaya perusahaan secara baik. Kedua, terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based organization). Dan ketiga, terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship management).
.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS
Saat ini perusahaan dihadapkan padaparadigma yang relatif masih baru di Indonesia, yaitu paradigma yangmelihat antara pihak perusahaan dan masyarakat bukanlah dua pihak yangberbeda dan bertolak belakang, namun merupakan bagian yang takterpisahkan.

Fakta masyarakat ada realita kontradiktif, dimanadi satu pihak ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyakdiwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaanbesar yang berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial.Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi oleh derajat perilakuetis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab sosialperusahaan.

terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
- • Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
- • Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
- • Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
  
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari
maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan
kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
- • Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
- • Memperkuat sistem pengawasan
- • Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
Top of Form

Ada tiga segi untuk mengukur kelayakan suatu masalah penelitian, yaitu: dari segi keilmuan, segi metode keilmuan dan segi kepentingan dan kegunaannya.

  • Pertama, dari segi keilmuan, masalah harus jelas kedudukannya dalam struktur keilmuan yang sedang dipelajari. Seorang mahasiswa atau peneliti jurusan ekonomi mengambil masalah penelitian yang berkenaan dengan aspek keilmuan yang ada dalam bidang ekonomi. Begitu juga, mahasiswa dan penelitian dibidang teknologi informasi, ia harus menentukan masalahnya penelitiannya sesuai dengan struktur keilmuan dibidangnya.
  • Kedua, dari segi metode keilmuan. Dari segi ini, masalah penelitian harus dapat dipecahkan melalui langkah-langkah berpikir ilmiah atau metode ilmiah. Telah dijelaskan bahwa langkah yang harus ditempuh dalam metode ilmiah adalah merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
  • Ketiga, dari segi kepentingan dan kegunaannya. Masalah penelitian harus disesuaikan dengan kepentingan penelitinya. Peneliti yang mengambil program S1 tentu berbeda dengan kepentingan mahasiswa program S2. Begitu juga mahasiswa program S2 akan berbeda dengan mahasiswa program S3. Yang membedakan adalah, bobot kedalaman serta luasnya masalah penelitian yang akan diteliti. Masalah yang baik harus mempunyai nilai kegunaan, baik bagi kepentingan ilmu maupun bagi penerapan praktek.

Ciri – ciri Hipotesis yang baik
  1. Dinyatakan dalam kalimat yang tegas
    • Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (jelas)
    • Upah memiliki pengaruh yang kurang berarti terhadap produktifitas karyawan (tidak jelas)
  1. Dapat diuji secara alamiah
    • Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (dapat diuji)
    • Batu yang belum pernah terlihat oleh mata manusia dapat berkembang biak (Pada hipotesis ini tidak dapat dibuktikan karena kita tidak dapat mengumpulkan data tentang batu yang belum terlihat manusia)
  2. Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat
    • Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat yaitu teori permintaan dan penawaran)
    • Uang saku memiliki pengaruh yang signifikant terhadap jam belajar mahasiswa. (tidak memiliki dasar kuat)

Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika Bisnis yang positif :
1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi. 
Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
2. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.
3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi,kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.
4. Etika Bisnis itumembutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.
5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.
6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa.
Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.
7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.
8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.
10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.
Dalam zaman informasi seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan massif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di dalam dunia bisnis sekarang.


Hal yg terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yg pantas dalam kegiatan bisnis yg berorientasi pada norma-norma moral.
Dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya selalu berusaha berada dalam kerangka etis, yaitu tidak merugikan siapapun secara moral.
Ada 2 prinsip yg dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan keputusan :
1. Prinsip Konsequentialis : Konsep etika ini berfokus pada konsekuensi dari pengambilan keputusan yg dilakukan seseorang. Ini artinya, penilaian apakah sebuah keputusan dapat dikatakan etis atau tidak, hal itu tergantung pada konsekuensi dari keputusan tsb.
2. Prinsip Non-Konsequentialis : Konsep etika ini berdasarkan penilaian pada rangkaian peraturan yg digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan keputusan. Penilaian etis lebih didasarkan pada alasan, bukan pada akibatnya.